Senin, 29 November 2010

PARNO ATAU KEBIASAAN ANEH

Tiap orang pasti punya sesuatu yang disuka dan tidak. Betul?!

Tiap orang juga pasti punya sesuatu yang tidak disukai atau sesuatu yang dia udah parno banget kalo ngeliat. Apa kalian seperti itu? atau mungkin punya kawan yang demikian?. 

Aku punya beberapa teman yang punya parno terhadap sesuatu;

Kamu tau penitih kan? yang suka orang pake buat kerudung atau mungkin masang seprei biar terus terlihat rapih sehingga mengkaitkan dibelakangnya ke kasur. Penitih itu ada macem2. Ada yang kuning, ada juga yang putih. Ada yang kecil dan ada juga yang gede. Nah temenku itu parno banget sama penitih gede. Kalo dia ngeliat, wah udahlah tu orang teriak2 histeris. Kenapa yah? entahlah...

Uang receh logam mungkin sekarang sudah jarang digunakan orang. Bahkan mungkin sudah terlihat tidak bermakna sama sekali. Kalo kita lagi sapu2 dirumah kadang kita suka nemu tuh uang logam seratus rupiah tapi apa kita pungut? aku tak yakin. Pasti dengan cueknya kita meneruskan menyapu. Iya kan? Karena aku pun demikian ;p. Padahal uang satu juta tanpa seratus rupiah tak akan mungkin jadi satu juta. Hahaha. Sama dengan penitih, uang logam pun macam2, ada logam yang warna emas, perak dan ada juga yang putih dan ringan. Nah kalo temenku ini paling gak mau liat uang logam warna putih yang terasa ringan, bukan yg perak lho. Jadi kalo pun dia punya uang logam, hanya mau yang kuning atau yang perak. Kalo gak, dia bakal merinding kegelian. Lalu gimana kalo dia jajan dan kebetulan dapat uang kembalian receh yg dia gak suka??? Nah...itu dia yang ada dipikiranku juga.

Saat aku masih duduk di bangku SD. Aku dekat dengan murid ibu yang kebetulan ngekost diruman. Ada dua orang teteh yang ngekost. Salah satu teteh parno banget sama yang namanya ulet. Walaupun hanya sekedar gambar. Waktu aku SD,di buku panduan pelajaran IPA ada gambar ulet di atas daun. Waktu si teteh itu ngeliat. Wah langsung tuh triak dan bulu kuduknya berdiri semua. Aku sih malah ketawa dan bilang 'masa ginian aja takut, kan cuman gambar teh' sambil menyodorkan buku IPA ku. Aaaaaaaaaarrrrghhhh si teteh makin keras berteriak. Hahahah

Ada temanku yang parno sama yang namanya sabun. Lha terus gimana dia mandi atau nyuci???. Kalo nyuci pastinya dia bisa nyuruh orang buat nyuciin. Kalo mandi??? bingung!

Katanya seh orang indonesia itu belum bilang sudah makan kalo belum makan nasi. Tapi ada juga yah yang gak biasa makan nasi. Aku punya teman yang gak biasa makan nasi. Kalo makan nasi justru dia sakit. Alhasil, dia hanya makan sumber karbohidrat lain seperti mie atau kentang.

Aku punya teman yang punya kebiasaan makan beras. Kadang kalo aku liat mulut dia lagi mengunyah sesuatu, aku kira dia sedang mengunyah makanan cemilan. Tapi ketika dia menjulurkan lidahnya padaku barulah aku tau kalo itu cemilan kesukaannya, beras.

Tiap orang punya parno atau kebiasaannya masing2. Mungkin kita bisa saja menertawakan parno orang lain yang menurut kita biasa tapi bisa juga yang kita parnoin juga biasa buat orang lain dan bikin mereka tertawa. Atau mungkin bilang aneh pada kebiasaan orang lain yang tak biasa dan orang lain pun menertawakan kebiasaan kita. 

Contohnya saja aku. Aku menertawakan teman2ku yang takut pada uang logam dan penitih. Karena merasa sangat aneh. Atau sengaja menyodorkan buku bergambar ulat pada teteh kost dulu. Dan tertawa geli ketika melihat dia ketakutan. Padahal aku sendiri punya parno yang bikin orang tertawa. Mau tau? tapi janji yah jangan membuatku ketakutan karna hal itu. Hehehe,,,

Saat aku kecil, aku parno sekali sama gelap. Kalo mati lampu aku akan langsung teriak keras memanggil ibu atau bapak. Bahkan sebelum aku tidur aku akan bertanya dahulu pada bapakku, 
"Pak, ke weungi pareum lampu moal?" (pak, nti mlm mati lampu g?)
"moal!" (gak akan)
"nyaan??" (beneran?)
"nyaan!" (beneran!)
"Tiup heula atuh." sambil menyodorkan telunjukku pada mulut bapak untuk bapak tiup. Saat aku SD, aku dan teman2ku punya kebiasaan seperti itu jika kita berjanji bahwa kata2 yang kita omongin itu benar. Maka kita akan meniup telunjuk lawan kita dan kemudian meniup ke atas. Kata teman2 seh meniup telunjuk lawan tandanya kita janji sama dia dan meniup ke atas tanda bahwa Tuhan saksinya. Hahahahah. Dasar anak kecil.
"Huh..." walaupun pada awalnya bapak bingung maksud tujuanku akhirnya bapak pun meniup telunjukku.
"Tiup kaluhur" pintaku lagi.
"Huh" bapak pun meniup keatas sambil tersenyum geli. Aku tau pasti saat itu yang ada dipikiran bapak adalah 'dasar anak kecil tingkahnya ada ada ajah'.
Setelah itu baru aku bisa tidur dengan tenang. Karena bapak sudah bisa menjamin tidak akan mati lampu sehingga saat aku bangun ditengah malam aku akan tetap melihat cahaya lampu. Tapi jika aku bangun tengah malam dan ternyata gelap gulita aku akan segera teriak sekeras mungkin memanggil bapak. Kadang saat pagi tiba aku akan cemberut pada bapak karena sudah berbohong padaku. Kalo sekarang aku ingat2 lagi, rasanya pingin ketawa sendiri. Mana ada orang yang bisa berjanji tentang sesuatu yang kita sendiri pun tidak bisa memastikannya. Hahaha. Dan aku tau, saat itu bapak berjanji hanya agar aku bisa tidur dengan tenang tanpa rasa takut. Oleh karena itu, jika bapak terbangun dan kebetulan sedang mati lampu. Maka bapak akan langsung menuju kamarku membawa lilin agar aku tak merasakan kegelapan. Ah...I love my dad :)

Ketika aku lulus SD dan masuk SMP di pondok. Hal pertama yang aku minta adalah senter!. Hehe. Karena dipondok tidak akan ada lagi bapak yang akan datang ketika aku teriak ketakutan. Jadi aku meminta senter yang akan aku simpan disamping ranjang setiap aku tidur. Saat itu, pondok yang aku tempati masih sangat baru, angkatan aku saja adalah angkatan ketiga. Bangunanya pun masih baru dan kecil tak seperti sekarang yang sudah menjadi luas dan besar. Saat itu listrik yang masuk pondok pun masih belum stabil. Sering mati pada saat saat tertentu. Biasanya lampu akan mati disaat magrib dan menjelang tengah malam. Karena itu, senter selalu menjadi solmetku. Ketika aku terbangun ditengah malam dan melihat gelap seperti biasa aku teriak keras dan baru ingat kalo aku tidak dirumah sehingga tidak akan ada bapak yang datang membawa lilin jadi cepat aku meraba raba mencari senter dan segera aku nyalakan. Lalu akupun akan kembali tertidur. Saat siang datang ada seorang teman yang bilang "nun, semalam kamu teriak yah?" dan aku akan mrasa sangat malu. 

Tinggal dipondok banyak sekali manfaatnya bagiku. Termasuk menyembuhkan pobiaku pada gelap Karena mati lampu itu terlalu keseringan jadi akhirnya aku mulai terbiasa dan bahkan menikmati tidur saat dalam kegelapan. Heu ;p

Pobia akan gelap juga menurun pada ode (panggilanku pada adeku). Kami beda tujuh tahun. Dulu pernah abang, aku dan oDe salat magrib berjama'ah. Abang imamnya. Selesai salat mati lampu. Ode langsung teriak ketakutan. Abang langsung memeluknya. Karena disana posisiku sebagai seorang kakak juga jadi aku berlagak sudah tak takut dan berdiri berjalan mencoba  mencari cahaya. Lama kelamaan aku merasa gelap yang amat sangat dan mataku sama sekali tidak mendapat cahaya sedikitpun. Dan gak pikir panjang aku langsung teriak dan memeluk abang yang sedang memeluk ode.Akhrinya abang pun bingung harus menenangkan kedua adenya yang teriak ketakutan. Hahaha.

Saat aku sudah sembuh dari rasa takut akan gelap. Aku jadi sombong sama ode. Saat mati lampu dan ode teriak aku akan langsung marah dan bilang "gitu ajah takut!" dan tiba2 aku akan kena semprotan orang tua dan abangku "DULU JUGA KAMU GITUH NUNUN!!!!". Wkwkwkwkwk =))

Alhamdulillah pobiaku terhadap gelap kini sudah tak aku rasakan lagi. Tapi masih ada ketakutanku yang lain. Aku takut sama selimut!. Eit...jangan pikir ini selimut biasa lho. Aku takut sama selimut yang gambar atau motifnya harimau/ singa/ macan tutul. Banyak kan tuh selimut yang seperti itu. Pokoknya aku gak mau ngeliat barang atau apapun yang motif atau gambarnya itu. Dirumah kakekku banyak sekali selimut bermotif itu. Jadi kalo kerumah kakek aku gak mau masuk kamar. Kalo pun harus masuk kamar aku minta selimut itu harus disembunyikan ketempat yang aku tak tau dan tak terlihat. Sedangkan dirumah pamanku ada lukisan kepala harimau yang ukurannya lumayan besar yang dipajang diruang tengah. So...setiap kerumah paman itu, aku hanya stay di ruang tamu dan gak mau masuk keruang tengah. Saat kku kecil dan keluargaku sedang berkunjung kerumah paman, bapak menyuruhku untuk salat dan aku menolak karena untuk mengambil wudhu aku harus melewati ruang tengah dan menuju kamar mandi yang letaknya dibelakang. Karena itu akhirnya  bapak menyembunyikan lukisan itu dibawah meja, sayangnya adegan itu aku melihatnya sehingga aku tetap merasa ketakutan dan salat di dekat pintu keluar, tau kenapa? karena aku pikir jika harimau itu gerak aku bisa langsung kabur keluar. Hahahahha. Konyol!!!

Saat brkunjung kerumah salah satu bibi, ketika masuk keruang tivi, ternyata disana ada dua buah bantal yang sarung bantalnya bermotif macan tutul. Tanpa basa basi aku langsung kembali keluar rumah dan duduk dikursi teras. Sang bibi pun heran, tapi keluargaku sudah mengerti apa yang harus dilakukan. Ketika abang dan ode keluar memberitahukan bahwa bantal itu sudah disembunyikan baru aku mau masuk lagi.

Untuk rasa takut yang ini belum bisa hilang. Kadang masih aku rasakan walaupun tak separah dulu. Tapi tetap saja aku tak mau melihat apapun brmotifkan itu. Ketika aku melihat gambar kepala hariumau ada di salah satu gambar wallpaper hape ku dan ada di screen saver laptop abangku aku akan langsung menutup mata.

Memang hal ini konyol buat orang lain. Tapi tidak untukku. Rasa takut yang diawali karena ditakut2i sepupuku itu masih saja aku rasakan. So...jangan sampai deh kalian membawa sesuatu yang bisa membuat tanganku menutup mata.

Aku juga punya kebiasaan yang kata orang aneh. Tapi menurutku biasa saja. Nah kalo kebiasaan ini sulit aku jelaskan. Jadi kayanya gak aku share disini. Hehe

Ada juga kebiasaan tiap pagi. Ini seh bukan kemauan tp dah dari sononya. Entah kenapa tiap pagi aku suka bersin-bersin sebelum melihat matahari. Ckckckck... capek.

Nah...itu dia ketakutan dan kebiasaanku lalu apakah ketakutan dan kebiasaanmu???
Ayo kita berbagi cerita... ;p


Tidak ada komentar:

Posting Komentar